Saat kita memelajari ilmu agama, ada dua binatang yang dikenal haram dan najis yaitu anjing dan babi. Babi haram dimakan, sedangkan anjing air liurnya termasuk najis berat atau mugholadzoh. Bagaimana hukum menganiaya anjing?

Di dunia ini, binatang merupakan makhluk hidup ciptaan Allah dan memiliki hak hidup. Anjing juga memiliki hak yang sama, sehingga secara garis besar manusia tidak boleh menganiaya dan menyakitinya. Rasulullah bersabda:

وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ  “لَا تَتَّخِذُوا شَيْئاً فِيهِ اَلرُّوحُ غَرَضًا” رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Jangan kalian menjadikan binatang bernyawa sebagai sasaran bulan-bulanan,’
(HR Muslim)

Ibnu Abdil Barr dari mazhab Maliki juga mengatakan bahwa penganiayaan terhadap anjing juga diharamkan. Sebaliknya, jika kita memperlakukan anjing dengan baik sebagai binatang juga akan mengandung pahala.

قد يكون في التقصير في الإحسان إلى الكلب لأنه قانع ناظر إلى يد متخذه ففي الإحسان إليه أجر كما قال صلى الله عليه وسلم في كل ذي كبد رطبة أجر وفي الإساءة إليه بتضييقة وزر

Terkadang terjadi kelalaian untuk berbuat baik terhadap anjing. Hal ini cukup dilihat dari tangan orang yang memeliharanya. Berbuat baik terhadap anjing bernilai pahala sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ‘Pada setiap limpa yang basah terdapat pahala.’ Berbuat jahat dengan kezaliman tertentu terhadap anjing bernilai dosa.
(Lihat Ibnu Abdil Barr, Al-Istidzkar Al-Jami‘ li Madzahibi Fuqaha’il Amshar, [Halab-Kairo Darul Wagha dan Beirut, Daru Qutaibah: 1993 M/1414 H], cetakan pertama, juz XXVII, halaman 194).

Pada riwayat lain Imam al-Harmain (Abu Ma’ali al-Juwaini) menuturkan dalam karyanya Nihayatul Mathlab fi Dirayatil Madzhab:

والكلب الذي لا منفعة له، ولا ضرار منه لا يجوز قتله. وقد ذكرنا طرفاً من ذلك مقنعاً في باب الصيود من المناسِك عند ذكرنا الفواسق، وقد صح أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الكلاب مرة، ثم صح أنه نهى عن قتلها، واستقر عليه على التفصيل الذي ذكرناه. وأمر بقتل الكلب الأسود البهيم. وهذا كان في الابتداء، وهو الآن منسوخ.

Anjing yang tidak bisa dimanfaatkan dan tidak membahayakan, tidak boleh dibunuh. Permasalahan ini telah dijelaskan dalam pembahasan “Perburuan Pada Waktu Manasik” ketika menyinggung hewan-hewan fasik (berbahaya). Memang ada riwayat sahih yang menyatakan Nabi SAW memerintah membunuh anjing dan kemudian pada satu riwayat dikatakan Nabi SAW melarangnya. Penjelasan rinci masalah ini sudah kami jelaskan. Sesungguhnya perintah Nabi untuk membunuh anjing hitam itu sudah dihapus.

Sebagai manusia, kita harus bisa membedakan anjing sebagai binatang yang haram dikonsumsi dan najis dan juga anjing sebagai binatang yang haram dianiaya. Maksudnya, dua hal tersebut tentu memiliki sisi yang berbeda sehingga tidak seharusnha dicampur aduk. Tidak seharusnya pula kita menganiaya anjing atas dasar sifat najis yang dimilikinya.

Share This

Share This

Share this post with your friends!