Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih, Penyayang, dan Pemberi. Terciptanya manusia di bumi ini adalah contoh bukti kasih dan sayang dari Allah, sehingga memberikan kesempatan hidup bagi kita. Tak berhenti pada nikmat hidup, dalam hidup pun Allah memberikan banyak nikmat yang terus mengelilingi hidup manusia. Sebagai makhlukNya, sudah seharusnya manusia menyadari posisi dan hakikat hidupnya untuk Allah. Apapun yang dilakukan di bumi ini harus berdasarkan niat lillahi ta’ala atau hanya kepada Allah.

Manusia sering disebut sebagai makhluk paling sempurna, tetapi juga paling sering lalai atau lupa. Ada banyak dosa dan kesalahan yang dilakukan manusia hanya karena ia lalai. Dalam memperlakukan nikmat, manusia juga sering lalai atau lupa. Rasulullah bersabda tentang hal tersebut:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang
(HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Kesehatan dan waktu luang adalah nikmat yang paling sering dan paling intens Allah berikan, bahkan rasanya tidak pernah terputus dalam hidup manusia. Namun karena intensitas dua manusia tersebut, tanpa disadari ternyata justru membuat lupa karena menjadi nikmat yang tidak seperti “hadiah” melainkan nikmat yang menjadi rutinitas. Jika kita menyadari tentang keberadaan nikmat, maka kita akan sadar juga bahwa begitu banyak nikmat yang Allah berikan, seperti keterangan pada dalil berikut:

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS An-Nahl: 18)

Sayang sekali jika kita terus melalaikan nikmat-nikmat tersebut, karena akan otomatis mempengaruhi kita dalam menggunakan nikmat berupa badan. Padahal, di hari akhir nanti kita akan ditanya tentang penggunaan anggota tubuh.

اَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

Kedua kaki seorang hamba tidaklah berpindah pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai umurnya, dimanakah ia habiskan. Ilmunya, dimanakah ia amalkan. Hartanya, bagaimana cara ia mendapatkannya dan ia infakkan. Dan mengenai badannya, di manakah usangnya,
(HR At-Tirmidzi, shahih)

Sebagai makhluk yang dititipi banyak nikmat, makin hari makin perlu pula kita terus ingatkan diri soal syukur terutama pada kesehatan dan waktu luang yang Allah berikan. Saat kita diberikan waktu luang tetapi kita tidak menyempatkan untuk bersyukur, maka menjadi sia-sialah hidup yang diberikan Allah dengan kesehatan.

Share This

Share This

Share this post with your friends!